Selamat Datang di Website MAN Kluet Utara Aceh Selatan. VISI ---> BELAJAR KERAS, BEKERJA KERAS DAN BERAMAL DENGAN IKHLAS --- MISI ---> 1. Menyiapkan Lulusan yang mampu menguasai Ilmu Pendidikan dan Teknologi, 2. Menyiapkan Lulusan yang mampu mandiri, berkarya sesuai dengan potensi dirinya, 3. Menyiapkan Lulusan Taat Beragama dan Berakhlakul karimah
  • Poster Kesiapan Ujian Nasional Oleh MAN Kluet Utara dengan Motto Ujian Jujur Kualitas Terukur.

  • Kepala Madrasah Bpk. Dailami Hasmar, S.Ag saat menerima tamu di Ruang Kepala Madrasah.

  • Siswa dan Siswi MAN Kluet Utara saat Ujian berlangsung.

  • Ruang Tata Usaha / Komputer MAN Kluet Utara.

New Post

Rss

Minggu, 25 Oktober 2015
OREANTASI DAN PENGUKUHAN  PMR GABUNGAN  SEACEH SELATAN

OREANTASI DAN PENGUKUHAN PMR GABUNGAN SEACEH SELATAN

Simpang Empat 25-Oktober-2015
Oreantasi gabungan Calon Palang Merah Remaja atau PMR/ PMI Kabupaten Aceh Selatan, tingkat Madya/Wira Yang di ikuti Unit PMR Man Kluet Utara, Unit PMR SMA Negeri 1 Tapaktuan,Unit PMR Sma Negeri Ungul Tapaktuan, Unit PMR SLTP Negeri 1 Kluet Utara, Unit PMR SLTP Negeri 1 Pasie Raja,Unit PMR MTsS Lawe Sawah, kegiatan ini bertujuan memberitahukan penegetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan pertolongan pertama pada korban kecelakaan, di samping itu kegiatan ini juga bertujuan agar peserta didik mengenal apa itu Palang Merah Indonesia, PMI dan PMR beserta sejarah nya mengapa PMI dan PMR itu ada di indonesia.
kegiatan penguatan kapasitas PMR oleh PMI yang berpusat di Man Kluet Utara, dapat sambutan hangat dari pihak kepala sekolah, dalam kata penyambutannya sekaligus pembukaan acara kegiatan oreantasi gabungan calon PMR dan pengukuhan yang di wakili oleh bagaian kesiswaan MAN Kluet Utara Darhusen S. pd. menyambut baik dengan adanya kegiatan tersebut iya berharap agar semua angota PMR yang akan di di kukuhkan bisa berperaan langsung membantu  kegiatan kemunusian di masyarakat, dan bisa menjadi pioner perubahan kedepannya,kegiatan ini juga di hadiri oleh PMI Tapaktuan Beserta Relawan dari PMI Aceh selatan kegiatan tersebut yang di mulai dari jam 8, 30 sampai jam 17.00 terpantau berjalan dengan tertip dan Aman.Sumber www.blogspotmankluetutara.com


Jumat, 23 Oktober 2015
no image

Osim Man Kluet Utara Priode 2015/2016 Di Lantik.

Simpang Empat 24/oktober2015. mankluetutarablogspot.com
Usai Pemilihan pada tgl 10 oktober 2015, yang lalu Kepala Sekolah H.Dailami Hasmar.S.Ag.
melantik pengurus baru osim, dalam arahan nya kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada pengurus osim yang lama atas pegabdian nya pada man kluet utara,  dan mendapat kan ridha dari allah semoga saja apa yang di lakukan demi perubahan di man kluet utara menjadi  amal kebajikan di kemudian hari,  Amin.
di samping itu Kepala Sekolah juga Berharap Kepada Pengurus Osim yang Baru Periode 2015/2016, bisa Menjalan kan Tugas- yang telah di percaya kan kepada pengurus menjadi tangung jawab untuk memajukan Man Kluet Utara Lebih Maju dan Mampu bersaing dengan sekolah yang lain di bidang ilmu pengatahuan dan Sain, di Samping itu Jumadil sebagai Ketua Osim yang Dimisioner Menjelaskan dalam Pemilihan Pengurus Osim 2015/2016, Berjalan dengan Tertip dan Aman Pemilihan juga di Lakukan di Perkarangan Sekolah, Man Kluet utara 22 september 2015, yang terpilih sebagai ketua baru pada pasangan no 5,Miftaruddin Dan Alijar dengan perolehan suara 105 orang.yyy

Jumat, 18 September 2015
TIPS MENGAHADAPI SISWA NAKAL

TIPS MENGAHADAPI SISWA NAKAL


Sebagai insan yang berada di sebuah lembaga pendidikan, apalagi Sekolah Menegah Kejuruan yang notabene siswanya adalah laki-laki menghadapi siswa “nakal” adalah hal yang biasa. Mulai dari siswa yang sering terlambat atau bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas/ PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran, tidak sholat, dan masih banyak contoh “kenakalan” lain yang kerap dilakukan siswa. Hal-hal tersebut memang benar-benar menguji kesabaran kita. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan tingkat tinggi.

Sebenarnya apakah benar ada anak diberi label “nakal”? Penulis sendiri tidak setuju bila ada siswa yang dilabeli “nakal”. Apalagi tidak sedikit guru yang memberi label “nakal” apabila ia merasa tidak sanggup mengendalikan siswanya. Di sisilain ukuran “nakal” tiap guru berbeda-beda. Sebagian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain berpendapat siswa yang sering bolos/ tidak masuk sekolah adalah siswa yang “nakal”, sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut saat pembelajaran adalah siswa yang “nakal”. 


Menurut saya tidak ada yang namanya siswa “nakal”, yang ada adalah;


  • Siswa yang krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal mencapai masa integrasi kedua.
  • Siswa yang memiliki kontrol diri yang lemah. Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
  • Siswa yang kurang kasih sayang orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan menyebabkan kurang perhatian kepada anaknya. Tidak mengenalkan dan mengajarkan norma-norma agama kepada anaknya. Akibatnya dia akan sering bolos atau terlambat sekolah. Saat di sekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat perhatian dari orang lain, termasuk kepada gurunya.
  • Siswa yang kedua orang tuanya tidak harmois atau bahkan bercerai. Suasana di rumah yang tidak nyaman akan menyebabkan anak tidak fokus saat pelajaran. Kedua orang tua yang seharusnya melidungi dan memberi contoh yang baik justru menjadi akar permasalahan anaknya.
  • Siswa yang menjadi “korban” dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah ‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam.
  • Siswa yang mendapat tekanan dari orang tua. Tekanan ini bisa berupa tuntutan orang tua yang terlalu tinggi akan prstasi anaknya di sekolah atau peraturan di rumah yang terlalu ketat/ mengekang. Akibatnya bisa bermacam, siswa bisa pendiam tapi juga bisa “nakal” karena merasa ingin bebas.
  • Siswa yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masalah ekonomi. Siswa yang mengalami kekerasan di rumah, maka saat di sekolah ia akan menunjukkan sikap memberontak kepada gurunya atau bahkan melakukan kekersaan seperti apa yang ia alami.
  • Siswa yang salah bergaul. Lingkungan memang sangat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sikap siswa. Pergaulan yang kurang tepat atau menyimpang salah bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.
Itulah beberapa sebab mengapa siswa berperilaku “nakal” saat di sekolah. Saat kita tahu latar belakang masalah perikau murid kita, tentunya kita akan merasa iba dan kasihan. Oleh karena itu mari kita sebagai pendidik mulai untuk menghentikan label negatif kepada siswa.

Beberapa tips di bawah ini bisa kita coba untuk mengatasi perilaku siswa yang “nakal”, adalah:


  1. Berdo’a untuk anak terebut. Ucapkan namanya setiap kita berdo’a. Berharaplah apa yang kita minta akan dikabulkan Allah dan saat kita menghadapinya Allah mengkaruniakan kesabaran pada diri kita. Yakinlah dia akan berubah, karena keyakinan itu adalah doa. Dia pasti berubah, entah itu besok, lusa, atau kapanpun.
  2. Carilah info yang lengkap tentang siswa yang dianggap “nakal”. Tujuannya adalah agar kita lebih paham tentang latar belakanngya. Harapanya kita akan lebih bisa bersabar dan pengertian dalam menangani perilakunya.
  3. Hentikan ucapan atau label “nakal” pada siswa tersebut. Kita tahu ucapan adalah do’a. jika kita mengucapakan kata nakal, secara tidak langsung kita berdo’a agar dia menjadi nakal. Katakanlah yang baik-baik untuknya, walau bagaimana pun perilaku dan perkataannya.
  4. Panggilah dia ke runag BK atau masjid. Ajaklah dia berbicara empat mata dan dari hati ke hati. Tanyakanlah kepada siswa tersebut tentang harapannya, permasalahannya, atau sebab dia berbuat “nakal”. Dengan hal ini kita jadi lebih tahu tentang dirinya dan permasalahan yang sedang ia hadapi. Pada akhirnya, berilah ia solusi, motivasi dan arahan.
  5. Latilah dia dengan rasa tanggung jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan kita memberikan dia kepercayaan. Contoh: menjadi muadzin, mengumpulkan kas kelas, membantu kita merekap buku tabungan, atau dengan melibatkan dia dalam kegiatan OSIS dan ROIS (meskipun dia bukan penggurus OSIS dan ROIS). Hal ini akan membuat dia merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Tujuan akhirnya adalah agar dia tahu mana hak dan kewajibannya/ tanggung jawabnya sebagai siswa.
  6. Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. Maka, tergurlah dengan pelan-pelan dan jangan dibentak atau dimarahi. Karena siswa tipe seperti ini tidak akan berubah bila dimarahi. Mereka butuh didekati, diperhatikan, dan diajak berdiskusi, serta berilah mereka motivasi agar bisa berubah menjadi lebih baik. Katakan pada mereka “saya yakin kamu bisa lebih baik lagi dari kamu yang sekarang”. “saya akan merasa bangga bila kamu bisa lebih baik dari kamu yang sekarang”.
  7.  Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. janganlah diberikan hukuman fisik, seperti push up, set up, atau jalan jongkok. karena, hal ini justru akan menimbulkan rasa dendam dan jiwa melawan/ membangkang pada siswa. Tapi berikanlah dia hukuman seperti sholat dhuaha atau membaca Al-Qur'an.
  8. Buatlah perjanjian bila siswa tersebut berbuat “nakal”. Rekamlah dengan HP dan suruhlah dia mengucapkan janji agar tidak mengulangi perbuatannya. Bila dia mengulangi lagi, panggillah siswa tersebut dan putarlah rekamannya.
  9. Berilah dia pilihan. Berbuat baik konsekuensinya baik atau berbuat “buruk” konsekuensinya buruk.
  10. Bila siswa tersebut berbuat baik. Maka, pujilah dia. Pujian kita akan mebuat dia merasa bahwa usahanya dihargai dan diperhatikan oleh orang lain.
Itulah sedikit tips dari penulis. Semoga dapat memberikan manfaat. Prinsipnya adalah tidak ada siswa yang “nakal”. Yang ada adalah siswa kurang perhatian dan salah bergaul. Percayalah mereka bisa berubah. Perubahan itu akan bisa terjadi bila dimulai dengan strategi dengan menggunakan pendekatan hati. Bisa melalui tangan kita, atau mungkin tangan orang lain. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Sumber:

Pengalaman pribadi penulis

no image

GURU IDAMAN

Ki Hajar Dewantoro yang lahir pada 2 Mei 1899dan tiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), telah mengambarkan tentang sosok guru idaman nan ideal. Saya yakin kata-kata beliau tidak asing lagi di telingga kita. Menurut beliau seorang guru harus:

1. Ing Ngarso Sung Tulodho

Kunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlaq. Guru benar–benar harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq. Anak didik kebanyakan lebih percaya dengan gurunya daripada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-galanya. Untuk itu segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan muridnya. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

2. Ing Madyo Mangun Karso
Kunci sukses kedua adalah Minat dan Semangat Belajar. Guru harus benar–benar menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak sehingga setiap anak mampu berpikir kritis dan belajar mandiri.
Jadi sebetulnya guru tidak perlu banyak mengajar, justru lebih perlu banyak menggagas tentang beragam bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa gapai.

Seorang bijak berpendapat bahwa tugas guru itu ibaratnya bercerita tentang enaknya ilmu dan membangkitkan selera anak untuk melahap ilmu tersebut. Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya. Ini bukan tidak mungkin, karena otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi, waktu belajar anak lebih luas, sementara waktu belajar guru lebih terbatas, sumber belajar saat ini lebih banyak daripada sumber belajar ketika guru kuliah.

3. Tut Wuri Handayani

Kunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan Pengayoman. Guru harus benar–benar pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali lagi bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.

Copyright © 2012 MAN All Right Reserved