Ulama Yang Ihsan
Jikalau
memang mereka dakwah kepada tauhid, memberantas tahayul, bid’ah, khurafat dan
syirik maka mereka pastilah menjadi ulama yang ihsan atau ulama yang
berakhlakul karimah.
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda
سيكون
في أمتي اختلاف وفرقة ، قوم يحسنون القيل ويسيئون الفعل
“Akan
ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus
ucapan dan memperjelek perbuatan (akhlak
yang buruk) “.
يَدْعُونَ
إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ
فِى شَىْءٍ
”
Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian
sedikitpun dari Al-Quran “. (Sunan Abu
Daud : 4765)
Urutannya
adalah ilmu -> amal -> akhlak
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak
bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan
bertambah jauh“
Ilmu
harus dikawal hidayah. Tanpa hidayah, seseorang yang berilmu menjadi sombong
dan semakin jauh dari Allah ta’ala. Sebaliknya seorang
ahli ilmu (ulama) yang mendapat hidayah (karunia hikmah) maka hubungannya
dengan Allah Azza wa Jalla semakin dekat sehingga meraih maqom (derajat)
disisiNya dan dibuktikan dengan dapat menyaksikanNya
dengan hati (ain bashiroh).
Sebagaimana
diperibahasakan oleh orang tua kita dahulu bagaikan padi semakin berisi semakin
merunduk, semakin berilmu dan beramal maka semakin tawadhu, rendah hati dan
tidak sombong.
Tujuan
beragama adalah menjadi muslim yang ihsan atau muslim yang berakhlakul karimah
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan
Akhlak.” (HR Ahmad)
Firman
Allah ta’ala yang artinya,
“Sungguh
dalam dirimu terdapat akhlak yang mulia”. (QS Al-Qalam:4)
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Ulama
yang dekat dengan Allah adalah ulama yang ihsan atau ulama yang berakhlakul
karimah.
Lalu
dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab,
‘Kamu takut (khasyyah)kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat),
maka jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia
melihatmu.” (HR Muslim 11)
Firman
Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Al Faathir [35]:28)
Muslim
yang takut kepada Allah karena mereka selalu yakin diawasi oleh Allah Azza wa
Jalla atau mereka yang selalu menyaksikan Allah dengan hatinya (ain bashiroh), setiap
akan bersikap atau berbuat sehingga mencegah dirinya dari melakukan sesuatu
yang dibenciNya , menghindari perbuatan
maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar sehingga terbentuklah muslim
yang berakhlakul karimah atau muslim yang sholeh atau muslim yang ihsan.
Muslim
yang memandang Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) atau muslim yang
bermakrifat adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan
ingat kepadaNya.
Imam
Qusyairi mengatakan “Asy-Syahid untuk menunjukkan
sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu
sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat
dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat
ingatannya menguasai hati seseorang
maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)”
Ulama
yang ihsan atau ulama yang berakhlakul karimah adalah ulama telah meraih maqom
(derajat) disisi Nya sehingga terbukti dapat menyaksikan Allah Azza wa Jalla
dengan hati (ain bashiroh) dan akan berkumpul dengan Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam
Firman
Allah ta’ala yang artinya,
”…Sekiranya
kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari
kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa saja yang dikehendaki…” (QS An-Nuur:21)
“Sesungguhnya
Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan
(manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami
benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS Shaad
[38]:46-47)
“Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
taqwa di antara kamu” (QS Al Hujuraat [49]:13)
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat
kepada mereka” (QS Al Fatihah [1]:6-7)
“Dan
barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya .” (QS An Nisaa [4]: 69)
Sayyidina Umar ra menasehatkan “Yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah bangga terhadap pendapatnya sendiri. Ketahuilah orang
yang mengakui sebagai orang cerdas sebenarnya adalah
orang yang sangat bodoh. Orang yang mengatakan bahwa
dirinya pasti masuk surga, dia akan masuk neraka“
Sumber : islamnet.web.id
0 komentar:
Posting Komentar